PEDOMAN.co – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berharap integrasi sistem manajemen data penanganan Covid-19 yang sedang dikembangkan bersama-sama bisa berjalan dengan efektif sehingga masyarakat akan mendapatkan informasi yang faktual terkait penanganan pandemi di Indonesia, dan pemerintah Indonesia akan mempunyai sistem manajemen kesehatan yang saling terintegrasi dari hulu ke hilir.
Menko Marves yang ditunjuk Presiden Joko Widodo pada 14 September 2020 sebagai Wakil Ketua Komite Kebijakan Pengendalian Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional mengakui, sudah satu bulan lebih sejak dirinya ditugaskan oleh Presiden untuk membantu penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia dibeberapa provinsi, Luhut masih melihat adanya fragmentasi sistem informasi manajemen data yang tidak saling terintegrasi sehingga menyebabkan ketidaksesuaian data antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah selama ini.
“Karena itulah kemarin saya duduk bersama jajaran Kementerian Kesehatan, Tim Gugus Tugas Covid-19 dan Group Telkom untuk mengintegrasikan sistem manajemen informasi penanganan pandemi. Saya meminta Group Telkom bekerjasama dengan Kemenkes untuk mengecek beberapa perbaikan manajemen data termasuk di dalamnya perbaikan data New All Records (NAR) terkait pencatatan hasil laboratorium orang yang dites PCR,” kata Luhut dalam akun IG-nya, Rabu (5/11/2020).
Menurutnya, ini harus dilakukan segera karena berhubungan erat dengan upaya surveilans dan vaksin yang akan segera dilakukan. Terlebih lagi, sambung dia, pihaknya akan membangun sistem untuk perbaikan manajemen data pasien di Indonesia yang terintegrasi.
“Saya juga sampaikan keinginan saya agar ‘big data’ informasi kesehatan ini bisa terintegrasi dengan BPJS Kesehatan secara baik, yang akan dikelola infrastrukturnya secara penuh oleh Kemenkes RI,” tuturnya.
Luhut berharap, integrasi manajemen kesehatan untuk penanganan Covid ini bisa selesai maksimal di bulan Desember. Dengan begini, lanjut Luhut, pihaknya sedang mulai mewujudkan reformasi kesehatan di Indonesia, lewat integrasi manajemen data kesehatan berbasis teknologi informasi. “Saya juga menyampaikan perhatian saya terkait target jumlah orang yang di tes Indonesia dan percepatan hasil tes Covid-19 di Indonesia yang saat ini masih diatas 48 jam.”
“Saya ingin kita terus mengejar standar acuan yang telah ditetapkan WHO meskipun secara kapasitas laboratorium sebenarnya Indonesia telah mampu memenuhi standar WHO, yaitu jumlah tes 1 orang berbanding 1,000 penduduk perminggu dengan positivity rate di bawah 5%,” pungkasnya. (adm)